Rabu, 31 Maret 2010

Merencanakan Kehidupan, Bagian Dari Ikhtiar Mewujudkan Masa Depan Gemilang

Suara gemuruh tepukan tangan menggema diseluruh penjuru ruangan, membahana, membuat hatinya tergetar haru. Ia tatap seluruh peserta seminar yang hadir saat itu, dan matanya tertuju pada sesosok tubuh wanita yang telah renta yang berada persis di kursi VVIP. Wajahnya keriput, dengan kain yang menutup kepalanya, wanita itu tersenyum kepada dirinya yang sedang berada di tengah-tengah panggung. Dengan menahan tangis dan air mata yang telah membendung di kelopak matanya, ia mendekatkan microphone ke arah mulutnya sambil berkata. 

”There is alwyas big women behind the sucess of big man. And for me, She is my hero, she is my inspiration, she is my teacher, she always beside me whenever I feel weak, whenever I feeling down, whenever I feel desperate. And I want every couples of eye here see, I want world see…. that she is …. 
My mother….” 
Lalu ia mendekati sang wanita yang badannya telah membungkuk itu. Mencium tangannya dengan penuh rasa hormat, mencium keningnya yang telah berkeriput hebat, lalu bersimpuh dan mencium kakinya, sebagai bentuk penghormatan tertinggi sambil meneteskan air mata dan berucap, “Bunda…. Kini Ananda telah berhasil menjadi orang seperti yang bunda harapkan. Ananda tak tahu bagaimana cara membalas selain kebaikan bunda selama ini, hanya ini yang dapat Ananda lakukan. Hanya ini persembahan yang dapat Ananda berikan kepada bunda, Tak ada yang dapat Ananda lakukan selain terus menerus mendo’akan kebaikan bagi bunda, kesehatan, dan kebahagiaan bunda, dunia maupun akherat. Apa yang Ananda lakukan saat ini hanyalah sebagian kecil dari upaya hamba menyenangkan bunda. Ananda harap bunda dapat menerima persembahan dari Ananda ini.” Wanita itu hanya mengelus rambut putranya dengan penuh rasa haru dan bangga dan berkata “Iya, anakku. Mama bahaia dengan semua yang sudah kamu berikan. Mama memaafkan semua kesalahan yang pernah kamu lakukan. Semoga Allah mempertemukan kita kembali di surga-Nya kelak. Aamin”
Sesaat kemudian sang MC memanggil kembali sosok pria separuh baya menuju ke panggung Pengharagaan Peneliti Se ASIA itu. Dengan air mata yang membasahi wajahnya, ia berdiri dan kembali menuju panggung untuk menerima sebuah penghargaan peneliti inspirasional tahun 2025 itu. Dan sosok itu bernama.... Anggayudha Ananda Rasa.
***
Demikianlah gambaran singkat mengenai sebuah episode kehidupan yang menjadi impian saya. Sebuah mimpi dan harapan untuk bisa menjadi seorang peneliti yang memiliki kontribusi besar terhadap dunia ilmu pengetahuan. Sepotong episode mimpi tentang sebuah persembahan tertinggi untuk ibu saya. Sebuah harapan tentang kebahagiaan ibu saya. Itulah cuplikan dari kisah kehidupan yang akan saya rangkai nantinya.
Namun, hal itu hanyalah sepotong mimpi dari kue impian raksasa yang saya miliki. Cerita itu hanyalah gambaran tentang sebagian mimpi saya. Pada dasarnya impian saya hanyalah satu : mencapai surga, menjadi orang yang mulia karena ia memuliakan orang lain di hadapan Tuhannya. Menjadi orang yang bersahaja karena membuat orang lain bersahaja, menjadi manusia-manusia pilihan Allah yang dapat memberikan banyak manfaat di muka bumi ini.
Sebenarnya ada banyak cara dan jalan yang dapat ditempuh untuk dapat mewujudkan keinginan, harapan-harapan dan impian tersebut. Dan menjadi peneliti, bagi saya adalah sebuah jalan yang sesuai bagi diri saya pribadi. Sebab dengan menjadi peneliti, kita mampu banyak berkontribusi pada penyelesaian permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia. Dengan menjadi peneliti, kita dapat menjadi bagian dari perubahan peradaban dunia. Kita dapat menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari permasalahan.
Namun tentu saja, untuk dapat mewujudkan impian-impian tersebut perlu adanya usaha yang tak pernah berhenti. Perlu adanya perjuangan yang berkepanjangan, dan perlu adanya perencanaan sejak dini.
Ibaratnya seorang pengembara, ia harus tau kemana tujuannya, dan dengan cara apa ia dapat tiba ditempat tujuannya. Sama halnya ketika kita telah memiliki impian, hal-hal yang ingin kita tuju dan ingin kita wujudkan.
Banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjadi seorang peneliti yang bijaksana, inspirasional, solutif dan bermanfaat bagi banyak orang. Syarat wajib yang harus dimiliki adalah pengalaman penelitian yang cukup, kemampuan analisis yang tinggi, logika yang tepat, kreativitas yang tiada batas dan kemampuan mensintesis solusi dengan baik. Dan dengan memperoleh gelar akademis setara Guru Besar atau Profesor, semua hal tersebut sangat memungkinkan untuk dapat diraih. Sebab untuk menjadi seorang Profesor, seseorang diwajibkan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Doktoralnya dengan sangat baik serta membimbing banyak orang. Dan seperti yang sudah kita ketahui bersama, untuk dapat menyelesaikan gelar akademik Doktor, seseorang harus menyelesaikan penelitian yang benar-benar ia rancang sendiri mulai nol hingga selesai, sehingga menghasilkan sebuah disertasi yang berkualitas tinggi. Seluruh hal tersebut diatas dapat dilatih melalui penelitian-penelitian dan proses pembimbingan yang dilakukan.
Jika targetan saya untuk mewujudkan hal tersebut pada tahun 2025, maka pada tahun 2014 saya harus menyelesaikan program Master, pada tahun 2021 setidaknya saya sudah menyelesaikan program doktor dan sudah menjadi profesor pada tahun 2023. Dengan demikian, saya memiliki waktu yang cukup untuk dapat mempersiapkan diri menjadi seperti yang telah saya paparkan diatas.
Kira-kira begitulah gambaran kehidupan saya dalam kurun waktu 15-20 tahun mendatang. Namun demikian, namanya perjalanan pasti selalu bertahap. Tidak mungkin kita tiba di tempat tujuan hanya dengan sebuah lompatan kecil yang tidak berarti apa-apa. Perlu ada tahapan untuk dapat mencapai tujuan itu.
Maka dari itu, setidak-tidaknya saya harus membuat target pencapaian dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, 1 tahun kedepan dan 1 semester kedepan.
Adapun gambaran target yang ingin saya penuhi dalam kurun waktu 5 tahun mendatang disajikan dalam diagram sebagai berikut :
Salah satu Fokus utama yang ingin saya kejar dalam kurun waktu 5 tahun kedepan sejak saat ini adalah menyelesaikan studi Program Master di akhir tahun 2014. Hal ini saya lakukan sebagai salah satu batu pijakan dalam meniti karir dimasa mendatang. Dengan menyelesaikan program Master, maka langkah saya menuju seorang Ilmuan sekaligus dosen dapat berjalan dengan lebih mulus.
Tentunya perjalanan ini sangat akan mungkin lebih mulus jika saya menyelesaikan program master di salah satu negara yang penelitiannya berkembang dengan pesat. Hingga saat ini saya belum memutuskan akan melanjutkan program master di universitas tertentu, namun dalam gambaran yang saya miliki, saya akan menyelesaikan studi di salah satu universitas yang telah menjalin kerjasama dengan program studi Kimia ITB yakni di Groningen atau di Twente. Namun demikian, bukan berarti saya tidak menginginkan untuk mengambil progam master di universitas lain yang lebih baik seperti Todai (Tokyo University) dan universitas lainnya. Sampai saat ini saya masih sedang memantapkan langkah untuk menentukan pilihan, sebelum waktunya tiba.
Apapun pilihan itu, dimanapun nanti saya akan melanjutkan program studi master, setidak-tidaknya ada beberapa hal yang menjadi standar minimum untuk dapat meraih hal-hal tersebut. Beberapa hal yang perlu dilakukan (yang terpenting) antara lain :
1. Ikhtiar
Perbanyak ibadah. Sebab sebenarnya Allah-lah pemiliki alam semesta ini. Segala sesuatu yang ada di alam ini adalah milik-Nya dan IA Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Maka dari itu, kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pemilik Kehidupan agar jalan kita dibimbing sehingga tidak keluar dari jalur yang telah disediakan.
Selain itu kita juga sebaiknya berkomunitas dengan orang-orang shaleh, sehingga semangat kita dalam beribadah dapat terjaga. Pada dasarnya karakter dan kebiasaan kita terbentuk sesuai dengan lingkungan yang kita tinggali. Jika kita banyak bergaul dengan orang yang shaleh, maka sangat memungkinkan kita dapat termotivasi dan terinduksi untuk menjadi orang yang shaleh yang dapat menyelematkan orang tua kita ketika di akherat kelak.
Amal ibadah ini tentunya juga dapat membuat seluruh langkah kita dalam hidup ini diridhai oleh-Nya. Jika Allah telah ridha, maka surga adalah balasannya, dan impian saya setelah kehidupan di dunia ini dapat terwujud.


2. BACA lebih BANYAK:
a. Buku. Baik buku-buku yang sifatnya umum maupun spesifik.
Untuk mewujudkan obsesi sebagai seorang dosen, Adapun buku-buku khusus tersebut antara lain buku tentang sistem pengajaran, tentang pendikan, tentang pengembangan diri, tentang psikologi manusia dan tentang wawasan-wawasan umum (agar tidak ketinggalan zaman terhadap isu-isu terkini). Selain itu perlu juga membaca buku tentang biografi orang-orang ’besar’ yang telah banyak berkarya dan menjadi inspirasi bagi dunia Jadi setidaknya, ada 200 buku tambahan yang dimiliki dalam kurun waktu 5 tahun tersebut (1 tahun 40 buku baru atau majalah-majalah baru, dengan catatan semua buku dan majalah itu setidaknya sudah pernah dibaca). Alhamdulillah saat ini koleksi buku yang saya miliki mencapai angka 50 buah dengan jumlah yang telah selesai terbaca 80-90% dari keseluruhan buku yang saya miliki.
Dalam beberapa tahun kedepan, saya berkeinginan untuk memiliki sebuah perpustakaan pribadi dengan kumpulan buku-buku yang saya sukai dan saya butuhkan, lengkap dengan seluruh ornamen-ornamen penunjang perpustakaan.
Saya akan gunakan perpustakaan pribadi sekaligus perpustakaan keluarga ini sebagai tempat untuk dapat mengisi diri dengan ilmu. Akan ada kajian-kajian keagamaan yang diadakan secara rutin tiap pekannya. Kajian tafsir, kajian fiqh, dan kajian isu terkini bersama pakarnya. Alangkah bahagianya jika bisa duduk bersama anak-anak dan istri untuk mencari ilmu, menggali ilmu dan mengamalkannya. Saling mengingatkan dan saling menyemangati satu sama lain. Saling mencintai dan menyayangi karena-Nya.
b. Jurnal dan makalah
Untuk dapat mendukung penelitian yang dilakukan dan untuk membuka wawasan tentang penelitian yang akan dilakukan, maka perlu banyak-banyak membaca jurnal, makalah, dan karya-karya ilmiah. Oleh karena itu, perlu memiliki account dan berlangganan salah satu publikasi internasional.
3. lakukan LEBIH BANYAK PENELITIAN
Semakin banyak penelitian yang dilakukan, tentu kita akan terbiasa untuk melakukan penelitian-penelitian yang memiliki taraf lebih tinggi. Sehingga dengan memperbanyak penelitian yang dilakukan, maka akan banyak pembelajaran yang didapatkan.
Dalam kurun waktu 1 tahun ini, ada 3 penelitian yang sedang saya kerjakan, yaitu :

  • Proyek PKM (Pekan Kreatifitas Mahasiswa) yang saat ini sedang saya lakukan bersama keempat rekan saya yang lain. Program ini merupakan kompetisi Karya ilmiah Mahasiswa tingkat nasional. Tema penelitiannya tentang pemafaatan Rhodobacter sphaeroides (photobacter) untuk produksi biohydrogen sebagai suplai aditif fuel cell
  • Proyek Khusus. Merupakan penelitian yang wajib diambil oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Proyek khusus program Honours. Saat ini penelitian yang sedang saya lakukan mengenai pemisahan dan pemurnian albumin dari serum darah manusia sehingga didapatkan HSA (Human Serum Albumin)
  • Proyek Penelitian Biokimia. Merupakan proyek penelitian yang wajib diambil oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengantar Penelitian Biokimia. Proyek yang sedang dikerjakan saat ini adalah Kloning gen pengekspresi glukanase pada vektor ekspresi

Kedepannya, saya berencana magang dengan salah satu profesor di universitas saya mengikuti program Master. (Membantu mengerjakan proyek dosen) sehingga pengalaman saya dalam penelitian bertambah. Jika mendapatkan honor itu lebih baik lagi untuk menambah jumlah tabungan saya untuk diberikan kepada bunda dan untuk persiapan menikah
4. Ikuti SEMINAR-SEMINAR
Untuk lebih memperluas wawasan, mendapatkan inspirasi dan membuat jaringan, maka saya perlu mengikuti seminar-seminar yang diadakan oleh beberapa institusi. Adapun seminar-seminar tersebut bisa yang sifatnya khusus terhadap suatu penelitian ataupun seminar-seminar yang sifanya umum. Namun, seminar-seminar yang sifatnya khusus pada bidang penelitian perlu diprioritaskan.
5. DISKUSI lebih banyak
Untuk lebih banyak membuka wawasan, latihan berkomunikasi, dan menambah jaringan, maka perlu dilakukan diskusi dengan lebih banyak orang, seperti misalnya berdiskusi dengan dosen, dengan alumni, dengan teman, dengan adik tingkat, dengan para praktisi penelitian, dan dengan masyarakat industri maupun masyarakat umum. Sehingga dapat melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Hal ini dapat dilakukan, selain untuk menambah wawasan namun juga untuk memperkaya pengetahuan.
Diskusi dapat dilakukan melalui media maya maupun media langsung. Media maya dapat melalui forum-forum atau milis. Sedangkan media langsung bisa dilakukan dikampus maupun di areal sekitar tempat tinggal.
Hingga saat ini baru ada 1 milis tentang ilmu kimia yang saya ikuti (milis Kimia_indonesia), 1 milis tentang kepustakaan (pustakaku.net) dan sisanya adalah milis diskusi beasiswa maupun keorganisasian. Alhamdulillah semuanya TIDAK AKTIF, karena terhambat fasilitas internet ditempat tinggal.
Targetnya, dalam 5 tahun kedepan saya adalah orang yang selalu On-Line 24 jam, sehingga diskusi, sharing informasi maupun akses informasi dapat lebih sering dilakukan kapanpun dan dimanapun.
6. Membuat JARINGAN
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, jaringan dapat dibuat dengan banyak cara, diantaranya adalah dengan mengikuti seminar, berdiskusi baik melalui milis maupun secara langsung dan dengan bergabung dalam organisasi yang terkait dengan bidang keprofesian (ilmuan)
7. Berlatih dalam komunikasi dan mengembangkan diri
Untuk lebih memudahkan dalam hal berkomunikasi, maka perlu latihan berkomunikasi baik dengan orang banyak maupun secara personal. Adapun hal ini dapat dilakukan melalui :



  • Berorganisasi

Dengan berorganisasi, maka ada banyak hal yang dapat saya latih. Seperti misalnya berlatih berkomunikasi dalam forum resmi (melalui rapat, musyawarah akbar, simposium,dsb), berlatih mengkonsep dan merancang sesuatu (saat akan mengadakan kegiatan atau program pembinaan), berlatih dalam menuangkan gagasan (saat menyusun proposal), berinteraksi dengan masyarakat luas (industri, praktisi dsb) pada saat mengajukan proposal sponsorship, mengatur waktu (sebab berorganisasi sangat menyita waktu sehingga menuntut saya untuk dapat mengatur waktu agar lebih efisien lagi), belajar memprioritaskan sesuatu (saat menyelenggarakan kegiatan dan sebah program kerja), belajar mengontrol emosi diri (saat sedang mengalami perbedaan pendapat dengan rekan se-organisasi pada saat rapat), belajar memimpin (mengatur orang lain dan mengajak orang lain untuk menjalankan suatu pekerjaan) dan berbagai macam hal lainnya yang tidak saya dapatkan di bangku kelas. Pada intinya, berorganisasi sangatlah perlu. Sekalipun saya telah menetapkan langkah saya sebagai seorang ilmuan dan dosen nantinya. Sebab, saya sangat yakin bahwa kehidupan sosial itu lebih penting daripada kehidupan individual. (Lebih penting bukan berarti kehidupan individual tidak penting)

  • Menjadi Asisten Laboratorium

Dengan menjadi asisten laboratorium saya dapat belajar untuk mengkomunikasikan hal-hal yang saya mengerti kepada peserta praktikum. Sehingga saya dapat berlatih untuk mengemas ilmu-ilmu kimia yang katanya sangat sulit dipahami kedalam bahasa yang mudah dimengerti dan menyenangkan. Selain itu, dengan menjadi asisten saya dapat belajar dari peserta praktikum tentang bagaimana mereka memandang praktikum yang relatif sulit bagi mereka. Bisa membuka pandangan terhadap ilmu kimia.

  • Menjadi Asisten Dosen

Menjadi asisten dosen merupakan sebuah pilihan yang dapat saya ambil untuk membangun jaringan dengan dosen, berdiskusi lebih banyak dengan dosen, mempelajari pola pengajaran dosen, mendapatkan ilmu-ilmu atau wawasan-wawasan baru dan tentunya berlatih menjadi dosen (saat mengajarkan sebuah materi kepada peserta kelas). Target saya, pada tingkat 4 saya akan menjadi asisten dosen.
8. CETAK PRESTASI
Prestasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untk meningkatkan kualitas diri kita. Berprestasi pada dasarnya adalah menjadi lebih baik daripada orang lain. Prestasi ini sifatnya ada yang formal dan nonformal (Penulis). Dikatakan formal ketika prestasi itu diakui oleh orang banyak melalui sebuah pengakuan status tertentu (misalnya dalam perlombaan, kompetisi, dari rektorat karena telah menjadi Cumlaude, dan sebagainya). Sedangkan dikatakan nonformal ketika tidak diakui oleh orang banyak melalui sebuah mekanisme pengakuan status terentu. Misalnya, ketika seseorang yang awalnya tidak bisa mengatur waktu, namun dengan kemauan dan usaha yang keras ia dapat mengatur waktunya dengan baik dalam tempo waktu tertentu, maka menurut saya orang tersebut dapat dikatakan berprestasi.
Mencetak prestasi yang saya maksudkan untuk mewujudkan targetan 5 tahun ini adalah prestasi formal maupun prestasi nonformal. Targetan Prestasi formal yang inigin saya raih dalam hal ini adalah :
IPK > 3 pada saat kelulusan
menjuarai setidak-tidaknya 5 kompetisi, yaitu :

  1. i. Kompetisi Inovasi Agroteknologi 2009 (Alhamdulillah sudah dipenuhi, mendapatkan juara II)
  2. ii. Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis 2010 (Alhamdulillah sudah berpartisipasi, hasil baru diumumkan bulan Mei 2010)
  3. iii. PIMNAS 2010 (Alhamdulillah sedang dalam tahapan Penelitian PKMP untuk bisa menuju ke Bali dalam ajang PIMNAS 2010)
  4. iv. Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah 2011 (merupakan program lanjutan dari penelitian yang telah saya lakukan)
  5. v. PIMNAS 2011 (direncanakan untuk mengikutinya pada tahun depan dengan topik karya yang berbeda)
  6. vi. Kompetisi Inovasi Agroteknologi 2010 (diadakan bulan september 2010, sedang direncakan untuk mengikuti)
  7. Kompetisi Inovasi Teknologi ITB 2010 (diadakan bulan April 2010, sedang menyusun tim dan meranang konsep penelitian)
  8. viii. Penghargaan Peneliti Muda, diadakan oleh PR. BUMI PUTERA 2011 (merupakan tindak lanjut dari artikel ilmiah yang pernah dibuat)
  9. ix. Dan lomba-lomba tingkat nasional lainnya
9. Memiliki FASILITAS
Tentunya fasilitas akan dapat menunjang seluruh hal yang telah saya rancang. Fasilitas tersebut akan mempermudah langkah yang akan saya tempuh. Beberapa fasilitas terpenting yang diperlukan antara lain adalah laptop/netbook dengan akses internet dimana saja dan kapan saja. Sebab dengan dapat bekerja dimanapun, efisiensi waktu yang saya miliki dapat lebih banyak. Adapun fasilitas tambahan yang diperlukan adalah kendaraan pribadi, namun hal tersebut bukan hal yang primer, jadi tidak masuk kedalam bagian dari perencanaan saya untuk segera memilikinya.
10. Memiliki Publikasi
Publikasi merupakan salah satu hal terpenting dalam bidang akademik dan penelitian. Publikasi mencerminkan bahwa kita sedang melakukan penelitian dan penelitian yang kita lakukan menghasilkan data yang dapat diolah dan diakses oleh siapapun. Publikasi juga menunjukkan bahwa kita memang aktif didalam meneliti. Semakin banyak publikasi yang dimiliki seseorang, maka semakin besar kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan.
Publikasi memiliki beberapa jenjang, mulai dari jenjang atau tingkatan komunal lokal, institusional, nasional hingga ke tingkat internasional. Tingkatan publikasi juga menunjukkan tingkat kompetisi untuk dapat menerbitkan paper/hasil penelitiannya. Contohnya paper seseorang akan lebih sulit diterima oleh jurnal NATURE dibandingkan jurnal MAHASISWA Indonesia, sebab tingkatannya berbeda. Semakin banyak jurnal tersebut dikonsumsi oleh masyarakat ilmiah, maka semakin sulit karya kita untuk dapat lolos seleksi.
Saya memiliki impian untuk dapat menghiasi salah satu halaman di majalah NATURE dengan nama seorang Warga negara Indonesia : Anggayudha Ananda Rasa. Namun sekali lagi untuk dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan proses dan proses itu berlangsung dalam beberapa tahapan. Setidaknya selama menjalani pendidikan pada program Strata 1, saya memiliki target untuk dapat meloloskan 1 hasil karya saya di Jurnal Mahasiswa Indonesia.
Oleh karena itu, saya harus banyak belajar menulis dan lebih sering membaca. Sehingga keterampilan baca-tulis saya meningkat dan dapat membantu saya didalam menyusun sebuah karya ilmiah (paper) untuk dipulikasikan.
Hingga saat ini, saya telah memiliki sebuah blog dan telah menulis sekurang-kurangnya 20 judul tulisan yang isinya tentang pemikiran-pemikiran saya yang saya nilai cukup baik. Saya masih dalam tahap belajar menulis dan menuangkan pemikiran melalui tulisan.
Dalam 1 tahun kedepan, saya memiliki target tulisan saya dimuat di salah satu koran nasional : Kompas. Selain itu saya juga memiliki target untuk mempublikasikan hasil penelitian saya di Jurnal Mahasiswa Indonesia, serta mempresentasikannya di salah satu seminar.
11. Memiliki TABUNGAN
Fasilitas-fasilitas yang diperlukan tentu dapat diperoleh jika memperoleh uang yang cukup. Tidak hanya itu, dengan uang yang cukup maka Insya Allah apa yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lebih mulus. Khususnya untuk mewujudan hal keempat yang ingin diraih dalam tempo waktu 5 tahun mendatang, yaitu menikah untuk menyempurnakan separuh dari agama.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam pernikahan adalah mahar atau yang sering kita kenal dengan mas kawin. Selain itu, perlu dilakukan sebuah resepsi pernikahan sederhana untuk mengumumkan ke masyarakat luas bahwa saya telah mengakhiri masa lajang saya. Tidak hanya itu, untuk menunjang kehidupan keluarga yang akan saya bina, saya membutuhkan pemasukan finansial. Oleh karena itu sudah merupakan hal yang harus dipenuhi untuk dapat mewujudkannya yaitu memiliki tabungan. Setidak-tidaknya 25 dinar atau setara dengan 30 juta (1 dinar = 1-1.5 juta rupiah).
Bukan angka yang sedikit bagi seorang mahasiswa. Maka dari itu, perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pemasukan, khususnya dalam jumlah besar. Pemasukan-pemasukan ini direncanakan berasal dari hasil memenangkan kejuaraan-kejuaraan serta dari hasil mengajar. Uang yang diperoleh dari hasil kompetisi dan mengajar ini sebagian ditabung dan sisanya digunakan untuk mempersiapkan diri mengikuti bimbingan belajar bahasa Asing, tes TOEFL dan keperluan administrasi menuju keluar negeri.
Selanjutnya beasiswa yang diperoleh sebagian ditabung sehingga ketika telah menyelesaikan program studi Master, ada sejumlah tabungan yang dapat dikurskan menjadi rupiah. Selama menjalani program master, saya juga berencana akan bekerja sambilan sehingga dapat menambah jumlah tabungan yang saya miliki. Siang kuliah dan penelitian, malamnya saya bekerja waktu paruh.


Sebelas targetan utama itulah yang akan menjadi fokus utama saya didalam meniti karir di masa mendatang. Artinya, seluruh potensi, waktu dan kemampuan yang saya miliki saya fokuskan untuk memenuhi target dan harapan-harapan tersebut. Bukan berarti rencana yang saya susun sedemikian rupa ini akan berjalan sesuai dengan harapan. Bukan berarti pula kehidupan saya di masa mendatang akan sama persis dengan seperti yang saya tulis saat ini. Apa yang tertuang dalam tulisan ini hanyalah sebuah upaya untuk menuliskan gagasan, pemikiran dan rencana-rencana kehidupan yang saya miliki, sehingga dapat menjadi media pengingat bagi saya ketika saya mulai terlena dan terlupa akan tergetan yang telah saya susun sendiri.
Apa yang saya rencanakan ini hanyalah sebagian upaya saya, sebagian kecil dari ikhtiar yang saya lakukan untuk menggapai keridhaan-Nya. Sekalipun Takdir itu adalah rahasia Tuhan, tapi manusia berhak untuk menentukan takdirnya sendiri. Sebab takdir Tuhan itu hadir setelah takdir yang ditentukan oleh manusia. Bukankah Allah telah berfirman dalam Surah Ar Ra’d ayat 13 :


” Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah nasibnya “ (Potongan dari Al Qur’an surat Ar Ra’d : 11)


Jika yang bisa kita lakukan hanyalah berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa, tidak akan ada yang kita peroleh. ika kita tidak menolong diri sendiri, bagaimana Tuhan akan menolong kita??! aka dari itu, kita perlu memperjuangkan apa yang akan kita raih dengan segenap kemampuan yang kita miliki.
Saya yakin, apa yang ada didepan sana jauh lebih sulit dan lebih berat dari apa yang saya bayangkan saat ini. Semakin hari, semakin tua, maka tantangan perubahan akan semakin besar. Meski terasa tidak mudah hal ini akan menjadi hal yang menantang. Bukankah jalan-jalan kemenangan adalah jalan yang mendaki lagi terjal? Dan jalan para pecundang adalah jalan yang datar dan sempit?! Maka dari itu, Tidak pernah ada kata menyerah, Never ever surrender....


Akhir pekan terakhir Maret 2010
Anggayudha A. Rasa

Kamis, 11 Februari 2010

Inilah jalan hidup yang kupilih....

Kemarin sore, selepas mengikuti rapat KAMAMUKI  dan Acara Dies ke 54 AMISCA kulangkahkan kaki menuju kekantor tempat aku mengajar sambil membawa sebuah buku berukuran cukup besar dan cukup tebal di tangan kanan dan sebuah map berwarna abu-abu di tangan kiri. Mungkin saat itu orang yang berpapasan denganku akan menganggap bahwa aku adalah seorang yang kutu buku dan cupu abis.
Kuhabiskan waktu dikantor hanya untuk bertemu dengan rekan-rekan pengajar lainnya beserta staff. Awalnya ada kelas yang harus kuisi, namun ternyata sudah digantikan oleh temanku. Apa boleh buat, kumanfaatkan waktuku dikantor untuk membaca beberapa jurnal yang baru saja diberikan oleh dosenku dan membaca text book yang kujinjing sejak siang hari tadi. Mencoba membekali diri dengan berbagai macam informasi untuk proyek khususku semester ini.
Malam semakin larut, manusia-manusia dikantor perlahan meninggalkan gedung berlantai 3 ini menyisakan diriku seorang diri dibalik riuh suara kendaraan yang lalu lalang. Aku beranjak ke meja komputer admin di fornt office. Mengumpulkan bahan-bahan dan jurnal untuk mencari informasi tambahan yang dapat menunjang penelitianku.
Udara semakin dingin, jalanan sudah mengurangi kebisingannya. Waktu di telepon genggamku menunjukkan pukul 10 malam. Tidak terasa 2 jam sudah aku duduk manis didepan meja, diantara bingkai-bingkai monitor yang berpijar. Aku merasa mendapatkan informasi yang cukup, setidaknya untuk malam ini saja. Aku berniat pulang dan merebahkan ini diatas kasur kapuk yang senantiasa menyambutku dengan hangat setiap harinya.
Kurapikan seluruh meja dan kursi yang ada di front office, kemudian kututup  jendela-jendela yang menganga, kututup pintu dan kumatikan pijaran lampu yang menerangi gedung berwarna kuning-hitam itu. Kumatikan komputer yang sedang duduk manis di meja dan segera kukemas barang-barang milikku : sebuah tas jinjing, dua buah text book dan sebuah map berwarna abu-abu yang selalu kubawa setiap hari. Kuturuni anak tangga perlahan-lahan.
Di lantai 1, aku mendapati teman-temanku sedang berada di food court. Kulihat mereka sedang duduk berjajar disebuah meja berukuran 2m x 0.4 m dengan sebuah laptop diantaranya. Seorang diantaranya sedang membicarakan sesuatu, yang lainnya mendengarkan dengan seksama. Ada seorang yang sedang menopang dagu, dan beberapa terlihat mengerenyitkan dahi, sebuah tanda bahwa ia sedang berpikir keras.
Kudatangi mereka satu-persatu, kusapa wajah-wajah serius itu dengan sebuah salam yang diajarkan oleh Idolaku, ”Assalamu’alaykum....”. Mereka cukup terkejut, sebab konsentrasi mereka pecah seketika. Mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, tampaknya mereka sedang menyusun sebuah Bussines plan yang akan diajukan. Ya, mereka sedang merancang untuk melakukan sebuah bisnis.
Tiba-tiba saja salah seorang dari mereka mengomentari dua buah buku tebal yang ku’gendong’ saat itu, ”Waduh, dari ngajar ya? Wah... calon dosen nih!”. Aku hanya dapat menjawabnya dengan sebuah senyuman saja dan mengamini apa yang dikatakan oleh temaku itu. Yang lainnya tetap melanjutkan diskusi ’alot’ mereka. Saling mengutarakan pendapat dan berdebat kecil, dengan harapan bussiness plan mereka jadi lebih  baik.
Karena tubuh ini telah cukup lelah, aku pamit kepada mereka. Kuakhiri pertemuan itu dengan mendo’akan supaya Allah memberikan petunjuk dan bussiness plan mereka dapat lolos seleksi dan diberikan modal awal untuk menjalankan apa yang mereka rencanakan. Mereka pun mendo’akanku agar rencanaku melanjutkan study S2 ke eropa diizinkan oleh Allah dan diberkahi oleh-Nya.
Keluar dari gedung itu, aku hanya dapat tersenyum kecil mengingat perkataan temanku tadi, ”... calon dosen nih!”. Aamiin. Entah mengapa ada rasa haru dan bahagia mendengar kalimat itu. Seolah itu merupakan sebuah dukungan untukku. Semangatku terpacu lagi untuk dapat melanjutkan perjalanan ini. Untuk tetap berazzam menjadi sosok seorang yang membagikan ilmu yang dimlikinya kepada orang banyak. Untuk tetap menjadi insan yang berada dibalik layar peradaban manusia di dunia ini.
Mungkin suatu saat nanti aku akan lebih banyak berada di laboratorium, mengambil data, mengukur, mengamati dan hal-hal lain yang biasanya dilakukan oleh seorang ilmuan. Mungkin nanti aku akan lebih banyak berkutat dengan buku-buku tebal. Bisa saja kelak suatu hari nanti aku akan menghabiskan waktuku didepan komputer, mencari data, mengolah data dan membagikannya pada dunia. Mencoba mempelajari bagaimana Allah mengatur alam semesta dan isinya ini dengan begitu indah. Mencoba memahami, betapa rapi Dia mengatur semua ini. Mencoba mengerti apa makna kehidupan yang ingin Dia sampaikan melalui alam ini. Sebab sungguh, tiadalah Allah menciptakan semua ini dengan kesia-siaan belaka.
"...Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(potongan surah Ali Imran : 191)

Aku ingin menjadi sosok itu...
Yang begitu tunduk kepada Tuhannya
Aku ingin menjadi sosok itu...
Yang senantiasa mencari kebenaran melalui firman-Nya
Aku ingin menjadi sosok itu...
Yang mencoba menyadarkan mereka yang tidak percaya...
Bahwa Tuhan itu ada
Bahwa Tuhan itu Maha Berkuasa
Bahwa Tuhan adalah Dzat yang harus kita sembah
dan kita taati
Melalui apa yang kupelajari dari alam ini...
Inilah jalan hidup yang kupilih
Inilah rekam jejak yang akan kubuat
Dan inilah perjuanganku!

”Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing.
Tiada yang berhak untuk mengatur dan memaksakan jalan hidup seseorang
kecuali Dia, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Perkasa.”

Ditemani lantunan Al-Lail
Ruanganku,diantara bingkai kaca
Pertengahan pekan kedua
Februari 2010
Anggayudha A. Rasa

Jumat, 05 Februari 2010

KAMAMUKI IS REBORN!

BIsmillahirrahmaannirrahim

Tangkup roda kepemimpinan telah berganti.
Kampus ini seolah lahir kembali,
menjadi sebuah institusi yang mengalami revisi
Dari tatanan manajemen tertinggi hingga tatanan lingkup terkecil
Semuanya mengalami perubahan, tidak terkecuali
Karena perubahan adalah suatu hal yang hakiki

Begitu halnya disalah satu unit Terbesar yang ada di ITB : GAMAIS.
Keluarga Mahasiswa Islam Institut Teknologi Bandung.
Pun mengalami restrukturisasi kepemimpinan dari level teratas hingga ke ‘akar rumput’

Kini, kamamuki yang merupakan satuan unit terkecil GAMAIS yang terdapat di Program Studi Kimia telah mengalami pergantian kepemimpinan.
Sebuah evolusi perubahan yang secara berkesinambungan telah terjadi dan akan terus terjadi.

Menapaki jalan yang belum terjamah
Menghirup udara yang menyejukkan jiwa
Meninggalkan semua jejak masa lalu yang kelam
Menyisakan masa keemasan yang indah

Kini, Kamamuki tengah bangkit dari tidur panjangnya
Membangunkan jiwa-jiwa yang terlelap
Yang terbuai oleh keni’matan maya
Yang terlena oleh tenangnya gelombang samudra luas

Kini, Wajah kamamuki telah berganti.
Mencoba untuk memberikan pelayanan yang terbaik
Mengajak tuk bersama-sama meningkatkan kualitas diri
Menuju Ridha Illahi

Kini, Kamamuki telah bertransformasi
Dan akankah kita menjadi bagian dari perubahan ini?





Ditulis dengan Sebongkah bara api perubahan
Ruanganku, penghujung minggu pertama Februari 2010
Anggayudha A. Rasa

Kamis, 04 Februari 2010

SAINS DAN ILMUWAN, DUA AKTOR DALAM PERADABAN DUNIA


Sejarah telah menorehkan begitu banyak jejak-jejak kehidupan umat manusia. Sejarah telah mencatat rekam jejak kehidupan manusia-manusia penting yang memberikan pengaruh besar terhadap sepak terjang dinamika kehidupan umat manusia. Tentang sosok tokoh-tokoh besar seperti Muhammad SAW, Isaac Newton, Agustus Caesar, Napoleon Bonaparte, Thomas Alfa Edisson, Albert Einstein, dan sederetan nama lainnya yang tak akan pernah habis jika disebutkan satu persatu[1]. Namun tidak hanya itu. Sejarah juga telah berbicara tentang beragam peristiwa yang telah terjadi sejak dimulainya peradaban-peradaban kuno suku aztec, maya, india, inca dan sebagainya hingga saat ini : peradaban informasi dan teknologi.  
Ada yang menarik dibalik sejarah kehidupan manusia ini. Jika ditelusuri lebih mendalam, ada sebuah hal yang memiliki andil sangat besar didalam perputaran roda peradaban kehidupan itu : sains. Suatu bidang kajian yang lahir dari pemikiran-pemikiran para filsuf. Sains telah membuat peradaban kehidupan manusia saat ini menjadi jauh lebih sederhana, lebih mudah dan lebih praktis dibandingkan saat sains belum berkembang. Dahulu kala, kehidupan manusia sangat terbatas untuk dapat dilakukan dalam rentang waktu 24 jam. Dengan dikembangkannya sains dan ditemukannya bola lampu dan listrik, maka saat ini hampir seluruh manusia dapat lebih leluasa dalam melakukan aktivitasnya. Dengan berkembangnya sains, kini manusia dapat berbicara satu sama lainnya ditempat yang berbeda dengan waktu yang sama. Dengan berkembangnya sains, kini manusia tidak perlu repot-repot melakukan perjalanan hingga 1 bulan untuk dapat sampai ke negara tetangga, cukup 1 jam saja.
Tidak hanya itu, adanya sistem perancangan bangun, pembuatan jalan layang, sistem transportasi, komunikasi, kesehatan, kedokteran, dunia medis dan sebagainya telah mengubah sejarah kehidupan manusia. Namun, benarkah hanya itu peran sains dalam kehidupan dan lembar sejarah umat manusia? Tidakkah sains berperan penting dalam hal-hal lainnya?
Disebuah halaman dalam lembaran sejarah manusia, tertoreh kisah seorang Pemimpin Besar berkebangsaan italia yang saat itu berhasil menaklukkan hampir seluruh daratan eropa.[2]. Sebuah kisah tentang kehidupan beliau yang berakhir dengan mengenaskan. Fakta sejarah di masa-masa awal kematiannya mencatat bahwa Napoleon Bonaparte, seorang pemimpin yang telah berkiprah dalam dunia kemiliteran sejak berumur 14 tahun itu meninggal akibat penyakit kanker lambung yang dideritanya.
Berita kematian Napoleon ini awalnya dianggap biasa saja selama lebih kurang beberapa tahun berlalu sejak kepeninggalannya. Namun sejak diterbitkannya buku berjudul ”Memoriam De Marchand” karya De Marchand, pengawal pribadi Napoleon Bonaparte saat itu di awal tahun 1955, tragedi kematian Napoleon mulai terungkap sedikit demi sedikit. Informasi-informasi bagaimana keseharian Napoleon Bonaparte sejak ia mulai merasakan sakit dan gejala-gejala aneh tertulis dalam buku tersebut. Hal ini membuat salah seorang dokter gigi berkebangsaan Swedia bernama Sten Forshufvud, pengagum Napoleon Bonaparte tertarik untuk menyelidiki fakta sejarah yang janggal : Napoleon wafat karena terkena kanker lambung. [3]
Berangkat dari fakta-fakta yang tercatat dalam buku tersebut Sten mulai menyelidiki apa penyebab sebenarnya kematian idolanya. Ia menyelidiki gejala-gejala yang dialami oleh Napoleon saat pertama kali ia merasakan sakit. Ia mempelajari kehidupan Napoleon melalui buku berjudul ”Memoriam De Marchand” dan dari referensi-referensi lainnya. Dari informasi-informasi yang didapatkan, Sten menilai tidak mungkin Napoleon wafat karena mengalami kanker lambung, sebab gejala-gejala yang tampak dalam diri Napoleon saat itu tidaklah sama dengan gejala-gejala yang dialami oleh seseorang yang terkena kanker lambung. Dari situlah kecurigaan Sten muncul bahwa Napoleon wafat karena alasan lain.
Ia melanjutkan penelitiannya dengan terus mencocokkan gejala-gejala yang dialami Napoleon dengan gejala-gejala penyakit lainnya melalui informasi yang bisa ia dapatkan saat ini. Akhirnya dengan melalui serentetan analisis yang cukup panjang, Sten berpendapat bahwa kemungkinan besar Napoleon keracunan Arsen sehingga ia meninggal dunia. 
Ilustrasi Keadaan Menjelang Napoleon Bonaparte Wafat

Untuk membuktikan pendapatnya tersebut, Sten memerlukan sebuah bukti nyata berupa barang atau apapun yang terkait dengan hipotesisnya tersebut. Awalnya ia ingin menganalisis sesuatu dari mayat Napoleon yang sampai saat ini tersimpan dengan rapi disebuah museum. Namun pihak museum tidak mengizinkannya untuk melakukan hal tersebut. Akhirnya ia mencoba untuk menganalisa sampel rambut Napoleon yang masih disimpan  oleh beberapa keturunan kolega dari Napoleon yang masih hidup. Sebab, berdasarkan informasi yang didapatkan Sten dari sebuah referensi, orang yang keracunan Arsen rambutnya akan mengandung Arsen dalam jumlah yang berlebih.
Dengan terbatasnya teknologi analisis yang ada saat itu, Sten tidak dapat membuktikan hipotesisnya. Sebab, ia memerlukan banyak sampel rambut Napoleon sehingga ia dapat menganalisis kadar arsen di laboratorium. Sedangkan sampel rambut yang ia miliki hanya beberapa helai saja. Penelitian Sten terhenti untuk beberapa waktu saat itu.
Sten memutar otak, mencari metode analisis arsen yang tepat saat itu. Akhirnya ia memutuskan untuk mengirimkan sampel rambut yang ia miliki ke salah satu rekannya yang bekerja di laboratorium Nuklir di Inggris. Dengan menembaki sampel menggunakan neutron, kadar arsen dapat dianalisis.
Dari hasil analisis yang dilakukan, ternyata terbukti bahwa kadar Arsen dalam rambut Napoleon Bonaparte 40 kali lebih banyak dari kadar normalnya. Dengan adanya data ini, ia memiliki alasan yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa hipotesisnya benar. Namun tidak cukup kuat untuk dapat membuat banyak orang percaya akan hasil temuannya itu.


Sten memerlukan lebih banyak rambut sehingga pembuktian hipotesisnya dapat lebih dipercaya. Oleh karena itu, ia mencoba untuk mempublikasikan hasil temuannya di sebuah jurnal ilmiah. Berharap para pemilik rambut Napoleon Bonaparte – yang didapatkan dari Napoleon Bonaparte secara lagsung dan diwariskan kepada keturunannya – membaca jurnal tersebut dan memberikan warisan rambut yang dimilikinya diberikan kepada Sten untuk dianalisis.
Bintang harapan Sten bersinar terang saat itu, harapannya terwujud. Ia mendapatkan akses untuk manganalisis rambut Napoleon Bonaparte yang tersebar dibeberapa wilayah di daratan Eropa saat itu. Bahkan beberapa helai rambut didapatkan dari sebuah keluarga yang mewarisi rambut itu di daratan Amerika.
Seketika itu juga Sten langsung menganalisis semua sampel rambut yang dimilikinya. Sten beruntung. Perkembangan sains dan teknologi saat itu melahirkan sebuah metode Analisis Spektrofotometri yang memudahkan sten dalam menganalisis seluruh sampel rambut yang dimiliki. Sehingga analisis arsen dalam rambut yang dilakukan lebih mudah dan lebih menghemat waktu.
Analisis yang dilakukan memberikan hasil yang mengejutkan. Hampir seluruh rambut Napoleon Bonaparte yang dianalisis memiliki kandungan Arsen melebihi jumlah yang sewajarnya. Fakta ini memperkuat hipotesis Sten bahwa Napoleon Bonaparte memang wafat karena keracunan arsen, bukan karena mengidap kanker lambung.
Lebih jauh lagi, Sten menduga bahwa Napoleon diracuni arsen oleh seseorang. Sebab tidak mungkin jika arsen dalam tubuh itu berasal dari luar (radiasi,dsb), karena Napoleon tidak banyak berinteraksi dengan radiasi-radiasi serupa. Hal ini diperkuat dengan adanya bukti-bukti yang tertulis dalam catatan harian De Marchand, pembantu setia Napoleon.
Hasil temuan Sten ini ia publikasikan dan mendapatkan respon yang mengejutkan masyarakat luas. Sedemikian hingga akhirnya sebuah catatan penting dalam lembaran sejarah peradaban manusia dicoret dan digantikan dengan fakta sejarah yang baru saja terungkap: Napoleon Bonaparte tidak mati karena mengidap Kanker Lambung, melainkan karena keracunan arsen. 
Ada hal yang sangat menarik dibalik kisah penyelidikan drama kematian Napoleon Boaparte ini. Bahwa sebenarnya sains memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah kehidupan umat manusia. Bahwa sains adalah saksi bisu sejarah peradaban manusia yang kebenarannya tidak dapat ditawar-tawar lagi. Dengan perkembangan sains dan teknologi yang ada, fakta-fakta sejarah yang telah ada dapat diungkap kebenarannya. Sains dapat mengupas fakta sejarah yang ada dan mengoyak-oyak kebohongan yang ada dibalik itu semua, sebab sains adalah pihak yang netral. Sains adalah fakta yang tidak dapat ditawar-tawar lagi keberadaannya.
Namun ternyata, peran sains tidaklah cukup untuk dapat  merubah sejarah dunia. Sains tidak akan dapat merubah sejarah peradaban ketika tidak ada Ilmuan yang menggunakan sains itu dengan baik. Sebab sains hanyalah sebuah media atau peralatan untuk dapat mengungkapkan fakta yang ada. Sesungguhnya Ilmuan-lah, yang merupakan aktor dibalik pengungkapan fakta yang ada dengan menggunakan sains.
Ilmuan-ilmuan ini lah yang telah berhasil mengubah sejarah kehidupan manusia hingga saat ini. Sten Forshufvud hanyalah salah satu contoh ilmuan yang berhasil mengubah sejarah dunia. Masih banyak ilmuan-ilmuan lainnya yang berjasa dan berperan dalam peradaban umat manusia. Seperti Isaac Newton yang mengusung teori gravitasi. Tanpa teorinya yang diilhami sebuah apel yang jatuh itu, tentu tidak akan ada peradaban seperti saat ini. Demikian halnya dengan Einstein. Tanpa teori relativitasnya, tentu teknologi yang ada saat ini masih teknologi zaman batu. Belum lagi upaya-upaya yang dilakukan oleh Thomas Alfa Edison yang melakukan seribu penelitian hingga diciptakannya lampu pijar untuk pertama kalinya. Jika saja saat itu Thomas Alfa Edisson malas-malasan dan berhenti melakukan penelitian, tentu sangat memungkinkan saat ini kita akan terus menerus hidup dalam kegelapan saat malam hari.
Namun demikian, perubahan besar dalam peradaban melalui karya-karya ilmuan-ilmuan ini tentunya tidaklah mudah. Mereka harus mengalami serangkaian proses perjuangan yang begitu berat sedemikian hingga ilmu yang mereka miliki dapat bermanfaat bagi orang banyak dan merubah sejarah peradaban manusia. Mereka ditimpa begitu banyak cobaan dan rintangan. Bahkan kematian pun bisa menjadi ujian terberat bagi mereka. Seperti contohnya Galileo-Galilei, ilmuan abad ke 15 yang hidupnya berakhir di tiang gantung karena ia mempertahankan argumennya bahwa bumi itu bulat, bukan bundar dan pipih seperti apa yang diyakini oleh para pendeta gereja di eropa saat itu.  Lain halnya dengan Marie Curie yang harus wafat akibat kanker karena ia terlalu banyak terkena paparan radiasi polonium. Namun kematiannya itu terbayarkan oleh teknologi radiologi yang digunakan oleh banyak orang diseluruh penjuru dunia saat ini.
Oleh sebab itu, tidak berlebihan rasanya jika para ilmuan yang kebanyakan mengurung dirinya di laboratorium, bekerja dibalik meja-meja kerjanya diberi julukan Pahlawan dalam kesunyian. Sebab dibalik kesunyiannya itulah ditemukan fakta-fakta penting, gagasan-gagasan revolusioner, dan ide-ide yang mampu membuat sebuah catatan sejarah tentang peradaban kehidupan manusia. Yang mampu membuat kehidupan manusia menjadi jauh lebih berarti.
Jadi, bersediakah kita menjadi ilmuan yang bekerja dalam kesunyian untuk sebuah peradaban umat manusia yang lebih mulia?


[1] Michael Hart. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah. 1992
[2] J. M. Thompson and Norman Hampson. Napoleon Bonaparte.
[3] Idem

Selasa, 02 Februari 2010

Aku bukanlah yang terbaik diantara kalian

Aku bukanlah manusia itu, yang suci dan terbebas dari dosa
Aku bukanlah manusia itu, yang tak pernah melakukan kesalahan
Aku bukanlah manusia itu, Yang senantiasa berbuat kebenaran

Hanya seorang yang mencoba menyuarakan kebenaran
Hanya seorang yang sedang mengajak kepada kebenaran

Aku bukanlah manusia itu...
Aku hanyalah kertas putih penuh bercak noda
Yang sedang mencoba menghapus seluruh berkas goresan tinta kelam

Aku bukanlah manusia itu ...
Aku bukanlah mereka ...
Aku bukanlah dirimu ...
Aku bukanlah dia ...
Karena aku adalah aku ...

Dan aku bukanlah yang terbaik diantara kalian...
Maka ingatkanlah diriku ketika aku salah melangkah
Sebab itu tegurlah diriku saat keputusan yang kuambil adalah sebuah kesalahan
Dan nasihatilah diriku dengan petuah yang benar, dengan cara yang baik-baik

Patuhilah diriku, selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya.
Dengarlah nasihatku selama apa yang kusampaikan benar adanya
Lakukanlah apa yang memang sudah seharusnya kita lakukan

Ditulis dengan teguran atas diriku
Ruanganku, 22.10 WIB
hari terakhir bulan pertama tahun 2010
Anggayudha A. Rasa

Rabu, 27 Januari 2010

Cinta kepada Allah?


Segala sesuatunya bermula dari Allah.
Segala sesuatu di dunia ini akan terjadi dengan kehendak Allah
Jika ia berkehendak, ia tinggal mengatakan : Jadilah, maka jadilah sesuatu itu.
Segala sesuatu yang mungkin menjadi tidak mungkin ketika Allah berkehendak demikian.
Dan segala sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin jika Allah berkehendak.


Seseorang tidak akan mendapatkan syafa’at-Nya jika Ia tak berkehendak
Seseorang tidak akan mendapatkan kebaikan jika Ia tidak berkehendak
Dan seseorang tidak akan mendapatkan hidayah jika Ia tidak berkehendak.


Sehebat apapun seni kita dalam berda’wah,
Semenarik apapun pembawaan da’wah kita,
Seindah apapun kata-kata yang terlontar dari bibir kecil kita
Selihai apapun kita mengajak orang untuk berbuat kebaikan
Seapik apapun kita menggunakan berbagai macam metode dalam berda’wah
Tidak akan mendapat manfaat apapun bagi penerima da’wah itu jika Allah tidak mengizinkannya


Semua akan tergantung pada izzah para pelaku da’wah itu sendiri
Semuanya akan tergantung seberapa ikhlas para pelaku da’wah itu terhadap Rabbnya,
untuk tetap berpegang teguh dan kokoh di jalan ini


Tugas kita hanyalah penyampai risalah
Tugas kita adalah mengajak
Sisanya, serahkan pada Allah yang Maha berkehendak


Namun hal itu bukan berarti kita melakukan da’wah itu seadanya
Justru karena hal itu, kita harus senantiasa meningkatkan kualitas kita dalam berda’wah
Caranya? Tentu saja dengan mengakselerasi diri untuk senantiasa memperbaiki diri dari waktu ke waktu
Dengan terus menerus mencharge kondisi ruhiyah kita
Sebab hal itulah bahan bakar kita yang paling utama : MENUJU ALLAH


Tidakkah kita ingat akan janji Allah dalam salah satu Hadist Arbain ke 38 yang isinya :
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman : ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu (perbuatan) yang Aku sukai seperti bila ia melakukan yang fardhu yang Aku perintahkan kepadanya. Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya."


Maka dari itu, jika kita sudah dekat dengan-Nya, jika kita sudah sedemikian mencintai-Nya, setiap apa yang kita lakukan akan senantiasa diliputi oleh Allah Swt. Sang Pemilik Kehidupan.


Sesederhana apapun cara da’wah kita,
Sekecil apapun upaya dalam berda’wah yang kita lakukan,
Semuanya akan memberikan manfaat yang besar bagi da’I dan mad’u
Insya Allah. Karena Allah telah meliputi kita.


Hal inilah yang memberikan kita sebuah kesimpulan :
Bahwa berda’wah harus menggunakan hati
Berlandaskan kecintaan kita kepada Allah Swt
Berdasarkan keinginan yang kuat untuk menggapai keridhaan-Nya

Ditulis untuk mengingatkan diri sendiri
Bahwa sesungguhnya cinta tertinggi hanyalah untuk-Nya.
Ruanganku, 27 Januari 2010



Kamis, 07 Januari 2010

Berharaplah Hanya Kepada Tuhan!

Cerita berawal dari seorang pimpinan kabilah bani Amir yang hidup di lembah Hijaz, Arabia antara Makkah dan Madinah. Syed Omri namanya. Sedemikian besar pengaruh beliau, hingga tersohor sampai ke negeri lain. Beliau sangat kaya raya, bahkan kekayaannya itu mungkin tak kan habis oleh tujuh turunannya. Namun, segala karunia itu masihlah kurang dirasakannya. Karena hingga di usianya yang telah lanjut dia belum juga dikarunia seorang putra, yang kelak bisa melanjutkan tampuk kepemimpinannya.

Setelah berdo’a pada Allah dan bersedekah siang malam. Allah mengaruniakan seorang permata hati yang diharap-harapkannya. Beliau beri nama anak itu ’Qays’.

Kelahiran Qays, membuat semangat Syed Omri bangkit lagi. Ia banyak menghabiskan waktunya di rumah, membimbing dan mengasuh anaknya dengan segenap tumpahan jiwa.

Hari berganti dan tahun berbilang. Qays tumbuh dewasa dan tampan. Dia di sekolahkan pada guru yang bijaksana dan penyabar, guru ini juga menguasai berbagai ilmu. Di majlis ilmu inilah Qays bertemu dengan pujaan hatinya Laila, gadis cantik yang dikaruniai kecerdasan, kefasihan lidah dan kemampuan mengagumkan dalam merangkai madah. Dialah mahkota bangsa Arab.
Qays tidaklah bertepuk sebelah tangan. Laila ternyata menyukainya juga. Pun cinta sudah mengakar pada kedua sejoli, namun tak ada kata-kata rayuan yang keluar, hanya mata yang berbicara. Mereka berdua tak peduli lagi dengan pelajaran.

Angin Arab pun berhembus membawa kisah asmara pada keluarga si gadis yang memesona dan mengikat hati Qays. Orang tua Laila marah besar, bagi mereka ini adalah aib, cinta remaja yang dirasakan Laila dan Qays adalah aib yang mencoreng nama baik keluarga dan kabilahnya. Seketika Laila di pisahkan, dipingit oleh keluarganya dan dilarang bertemu Qays.

Mengetahui hal itu, Qays gelisah, ketika malam tiba ia mulai meninggalkan rumah dan berjalan tak tentu arah. Bibirnya pun mulai melantunkan sajak-sajak kepedihan, sajak yang keluar dari jiwa yang terluka.

Semakin hari jiwa pemuda malang itu semakin parah, ia berjalan dan terus menerus memanggil nama kekasih hatinya ”Laila..Laila..”.
Tindakan yang memanggil nama anaknya itu membuat orang tua Laila marah besar dan malu, karena baginya Qays adalah seorang gila (Majnun), berjalan tak tentu arah, dan menceracau memanggil nama anaknya kesana kemari.

Syed Omri pun turut berduka melihat keadaan anaknya. Maka demi menyembuhkan anaknya dari rasa gelisah luar biasa, Ia dan kabilahnya pun melamar Laila untuk putranya. Namun apa daya, orang tua Laila menolak mentah-mentah. Mereka malu bermenantukan seorang majnun.

Sekali pun telah ditolak oleh keluarga Laila, Majnun tak berubah, ia terus menyebut dan memanggil nama Laila. Dari bibirnya mengalirlah sajak-sajak cinta. Demikian indah sajak cinta Majnun, hingga banyak orang yang mendengarnya turut bersedih.

Laila pun mengalami guncangan keras mengetahui keadaan belahan jiwanya. Ia pun tak jarang menggumamkan sajak cinta dan kerinduannya pada Majnun.
Cinta keduanya begitu kuat, hingga tak ada satu pun yang bisa memisahkan, sekali pun, Laila telah dinikahkan oleh orang tuanya, Laila tetap menjaga kesuciannya. Sekali pun Syed Omri datang mencari anaknya yang dalam pengembaraan dalam keadaan sakit-sakitan demi membujuknya agar bersedia pulang. Majnun tak berubah pada pendiriannya. Hingga kedua orang tua Majnun meninggal, tak ada sesuatu pun yang menggetarkan hati Majnun untuk kembali pada kehidupan normalnya.

Keduanya pun meninggal dengan membawa duka di dalam hati masing-masing..

============ ============== ================

Ya.... itulah kisah yang diceritakan dalam sebuah roman yang begitu dielu-elukan oleh banyak pujangga di dunia ini : Kisah Cinta Laila dan Majnun. Suatu kisah cinta dalam sebuah buku yang telah dicetak diseluruh dunia sejak tahun 1183 hingga saat ini yang mampu membuat setiap hati yang membacanya menitikkan air mata karena kesedihan kisah cinta yang terukir. Tak terbayangkan jika kita berada disalah satu posisi Laila atau Majnun.

Ada suatu hal yang bisa kita pelajari dari kisah yang menyayat hati itu. Arti tentang sebuah pengharapan. Makna dari sebuah harapan akan suatu hal.


Harapan adalah seberkas cahaya yang dapat menerangi kita ketika kegelapan menyelimuti diri. Harapan adalah sebuah alasan yang dapat membuat kita terus berdiri tegar ketika terjangan ombak cobaan dalam kehidupan selalu mencoba untuk menjatuhkan. Harapan merupakan udara disaat nafas kita terengah-engah didalam perjalanan kehidupan. Yang merupakan salah satu sebab, mengapa kita harus tetap tegar dijalan yang kita pilih.
Hanya saja, ternyata tidak semua harapan itu kan terwujud. Tidak semua apa yang kita harapkan akan terjadi, tidak semua harapan akan terjawab. Apa yang terjadi tidak akan selalu seindah apa yang kita bayangkan. Ada begitu banyak hal-hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

Ketika kita menggantungkan harapan kita kepada manusia, maka hanya ada 2 hal yang mungkin kita dapatkan : Kebahagiaan, atau kekecewaan. Kebahagiaan akan kita peroleh saat sinar-sinar pengharapan itu berhasil kita genggam, saat tangan itu menyambut tangan kita. Saat-saat indah dimana apa yang kita bayangkan telah menjelma menjadi sebuah kenyataan hidup. Namun sebaliknya, ketika harapan itu tak terwujud maka kekecewaan itu pasti kan hadir, mengunjungi jiwa-jiwa yang termenung oleh harapan-harapan yang kosong. Oleh bayangan-bayangan semu. Yang membawa kita menuju ke lembah kelam tak berpenghuni, membiarkan kita bersimpuh tak berdaya.

Kekecewaan itu terjadi karena kita berharap pada sesuatu yang tidak pasti, sesuatu yang belum jelas keberadaannya. Karena kita berharap pada manusia, dan manusia itu serba tidak pasti. Seperti yang terjadi pada Qays dan Laila dalam cerita yang tersohor itu. Kala itu Qays sangat berharap Laila akan menerima pinangannya. Namun kenyataannya justru berbalik. Apa yang ia harapkan ternyata tak kunjung datang, bahkan hingga saat kematian menjemput mereka berdua.

Semua rasa sakit itu, penyesalan itu, kekecewaan itu datangnya hanya dari 1 hal : kekurang tepatan kita didalam menentukan sandaran hati. Mungkin kita terlalu meletakkan harapan kita begitu tinggi pada makhluk yang disebut manusia.

Itu sebabnya, tak sebaiknya kita berharap pada manusia yang serba tidak pasti. Namun Lain halnya ketika kita menyandarkan diri kepada sesuatu yang pasti benar. Yang janji-Nya tak pernah meleset. Yang Maha Kuat, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Sanggup. Tidak akan ada lagi kata kecewa di hati ketika Tuhan-lah tempat kita bersandar. Ketika kita mengharapkan sesuatu hanya dari-Nya. Kita tidak akan pernah dikecewakan oleh-Nya. Karena IA Maha Lapang, Ia Maha Pemberi, Ia Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Ia akan selalu mendengar do’a dan pengharapan hamba-hamba-Nya.
Ia Maha Pemberi
Ia Maha Lapang
Dan Ia Maha Penyantun
Bisa jadi kita kecewa ketika kita menaruh harapan pada manusia

Namun kita tidak akan pernah kecewa
ketika harapan itu kita gantungkan
Hanya pada Tuhan, yang menggenggam kepastian
Dengan penuh keikhlasan...

Ditulis dengan rasa penyesalan atas diri sendiri
Ruanganku, pertengahan Minggu pertama 2010
Anggayudha A. Rasa