Sabtu, 05 Januari 2013

Find your #TruePassion, Find the Real You


Ungkapan-ungkapan penghargaan itu bisa jadi muncul akibat orang lain melihat kita memiliki potensi disana, orang lain menganggap kita enjoy alias nyaman ngelakuinnya, orang lain menganggap kita totalitas disana. Itu sebabnya penghargaan dari orang lain ini bisa menjadi petunjuk bagi kita tentang apa sebenarnya #TruePassion kita.

Sahabat... Pernah ga kita merasa jika hidup yang kita jalani berlalu begitu saja? dengan rutinitas yang itu-itu saja? Ga ada sesuatu yang membuat kita merasa bergairah untuk menjalani aktivitas dari hari ke hari. Jadi kaum mahasiswa KUPU-KUPU: Kuliah-pulang, kuliah-pulang. Atau beberapa malah jadi KURA-KURA: Kuliah-rapat, kuliah-rapat ga pulang-pulang. Hari-hari rasanya membosankan saat diisi aktivitas yang itu-itu saja.
Mungkin hidup kita terasa hambar, membosankan karena kita ga hidup dalam #TruePassion kita. Sesuatu yang memang benar-benar kita inginkan, sesuatu yang bahkan lebih dari yang sekedar kita suka. Sesuatu yang membuat hari-hari kita berapi-api, penuh semangat dan gairah.

Pasti senang banget rasanya klo kita bisa hidup dalam #TruePassion kita. Hidup dalam gairah kita. Hidup dalam semangat yang tak pernah padam. Hari-hari akan menjadi semakin berwarna, hari-hari akan semakin bermakna dan pastinya hari-hari akan terasa bahagia. Tapi yang jadi persoalan, ga semua orang tau dengan tepat apa #TruePassion nya. Akibatnya? Ya... mereka ga bisa hidup dalam #TruePassion nya dan cenderung untuk hidup gitu-gitu aja..

Nah, jadi klo memang kita ingin hidup lebih bergairah, hidup lebih bersemangat, so pasti pertanyaan selanjutnya adalah.... "Gimana caranya nentuin #TruePassion kita??"

Sebenernya caranya susah-susah gampang. Susahnya dua kali, gampangnya sekali. Kita cukup menyediakan waktu luang yang cukup untuk sedikit merenung dan bertanya ke diri kita sendiri. Anytime, anyhow.

Pertanyaan 1:
Apa yang membuat kamu ngerasa paling bahagia, paling bersemangat?

Coba di-flashback, pas ngelakuin apa sih kita itu tiba-tiba kita ngerasa seneeeng bangeet? Kalo kita ngebicarain itu rasanya ga ada habis-habisnya. Kalo kita ngelakuin hal 'itu' kita jadi keasyikan, jadi lupa waktu, lupa makan, lupa pulang, lupa pacar #eh. Pokoknya serba lupa deh. Atau malah justru serba dilupain DEMI ngelakuin si 'itu'. Klo tiba-tiba disuruh berhenti ngelakuin itu mendadak kita jadi orang yang bandel. Ga mau berhenti ngelakuin 'itu'. Unstopable alias ga bisa diberhentiin.

Kan ada tuh... orang yang kalo pas ngobrolin tentang keindahan alam nyerocooos aja ga berhenti-berhenti kayak mesin jahit. Ada juga orang yang klo pas udah ngoprek software, naujibilah ga bisa dikasi tau. Bahkan buat berhenti bentar untuk makan. Dia tau dia laper, tapi udah lah... entar aja makannya. Dan berbagai macam contoh manusia dengan perilaku aneh lainnya.

Pertanyaan 2:
Pas kapan orang lain menghargai yang kamu lakukan?

Find True Passion
#2: Kapan orang lain menghargai kita
Nyadar ga, setiap orang itu pasti pernah dipuji, disanjung dan dihargai?? Disadari ataupun engga, setiap dari kita PASTI pernah mendapatkan itu dari orang lain. Seminimal-minimalnya ada yang ngucapin "terima kasih" ke kita. Ya ga?? Naah... coba diinget-inget lagi.. Pas kita ngelakuin apa, orang lain banyak yang menghargai kita. Dalam bentuk pujian kah, dalam bentuk ucapan terima kasih lah, dalam bentuk motivasi yang diberikan lah, dan lain-lain lah, dan sebagainya lah, dan seterusnya lah.



Pertanyaan 3:
Pas ngelakuin apa, kita ngerasa ada keajaiban-keajaiban yang muncul?

Lah, apa hubungannya keajaiban-keajaiban yang muncul sama #TruePassion kita?? Macem peramal aja...
Bentar dulu masbro dan mbaksis... kalem. Kan sepakat nih kita klo Tuhan itu telah menciptakan kita semua dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing? (temen-temen yg menganut paham atheis, agnostik & sejenisnya no offense ya, diskusinya tentang ketuhanannya di luar tulisan ini aja :p) Pastinya kita udah dikasih bekal #TruePassion .Cuma masalahnya kita ga nyadar.
#3: Apa ada keajaiban-keajaiban saat lakukan hal 'itu?

Nah... keajaiban-keajaiban kecil yang terjadi itu bisa jadi adalah sebuah petunjuk dari Allah, bahwa itu adalah #TruePassion kita. Seolah-olah Allah itu ngasi kita #kode, "Eh... ini lho #TruePassion mu... Semangatmu itu disini... bukan disana!"

Contoh keajaibannya ga harus yang waah ya. Ga harus kayak pas ngelakuin 'itu' tiba-tiba ada ada keajaiban spektakuler semacam mendadak orang yang kakinya patah bisa salto seketika. Itu sih lebay.
Ya.... keajaiban-keajaiban sederhana semisal pas kita lagi sakit, terus kita ngelakuin 'itu' mendadak badan ngerasa semakin bugar. Pas udah ga ngelakuin 'itu' sakitnya kambuh lagi. Atau keajaiban lain. Misalnya ada yang sukanya nyanyi, tapi suaranya butut naujibilah. Pas lagi nyanyi-nyanyi di tengah jalan tiba-tiba ada produser dateng bilang, "Suara kamu unik. Mau masuk studio rekaman saya ga?" dan seterusnya dan seterusnya.

Pertanyaan 4: Apa yang menurutmu paling ENJOY kamu lakukan?

Ini dia pertanyaan pamungkas, "Kamu enjoy ga sih ngelakuin itu??" Kita bisa mengklaim, kita suka ini-suka itu, kalo ngelakuin ini jadi blablabla. Tapi pertanyaannya, kita enjoy ga dengan itu semua?? Jujur deh sama diri sendiri. Beneran ngerasa nyaman ga sih pas kita ngelakuin itu? jangan sampe semua klaim itu keluar cuma gara-gara pendapat orang lain. Cuma gara-gara kita ga mau dibilang ini lah, dibilang itu lah sama orang lain. Padahal aselinya kita ga nyaman, kita ga enjoy.

kita bisa bilang, "Oh, banyak orang memuji saya pas saya ngelakuin ini...", "Seriusan! saya suka banget rafting. Soalnya setiap akhir bulan selalu diajak sama bos saya buat rafting." atau berbagai macam pernyataan yang seolah-olah membenarkan #TruePassion kita. Padahal? sebenernya kita ga enjoy-enjoy amat sama semua itu. Kalo jawaban atas pertanyaan keempat ini adalah pengingkaran, artinya itu bukan #TruePassion kita. Kenapa? lha wong kita nya aja ga enjoy kook... Masa kudu dipaksain??

Be honest to yourself.
You know which one do you like most or you hate most.
Nobody know the best of you than Allah and yourself.

Find your #TruePassion. Find the REAL you!
Jadi... udah mulai kebayang apa #TruePassion kamu?
Coba deh, biar lebih gampang buat tabel macem ini:


No
Apa yang kamu lakuin, terus ngerasa bahagia atau semangat??
Dihargai orang?
Ada keajaiban-keajaiban?
Ngerasa ENJOY ga??
1




2




3




4





terus isi setiap kolom sama hal-hal yang menurut kamu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Nah, kalo udah contohnya kayak begini nih:


Pertanyaan 1:
Ngerasa bahagia atau semangat??
Dihargai orang?
Ada keajaiban-keajaiban?
Ngerasa ENJOY ga??
Kalo lagi berbagi ke orang lain, apalagi berbagi ilmu.
Ya
Ya
Banget!
Berkelana, alias jalan-jalan. Treveling klo bahasa Indonesianya.
Ga juga
Kayaknya sih engga
Banget!
Ngajar
Ya
Ya
Enjoy tenan
Berimajinasi, memunculkan ide-ide
Yes, Alhamdulillah
Masa sih?
Rasanya engga tuh
Ga usah ditanya lagi! Banget!!
Ngerancang konsep
Seems so
Engga juga
Yes. Meskipun kadang ngerasa pusing
Berenang
Hahaha.
Kagak!
Apalagi
Seneng aja :p
Bersepeda
Ampun!
boro-boro dihargai.
Hil yang mustahal.
Enjoy sih. Apalagi klo trek nya di desa/alam. Cadas!
Bikin ilustrasi
Yes. Meskipun ga bagus-bagus amat.
Ga tuh
Assoy geboy
Dan lain-lain
Sepertinya
Mungkin
Bisa tau


Coba buat sebanyak-banyaknya. Explore diri kamu lebih dalam!

Cari tau sampe bener-bener dapet apa yang jadi #TruePassion kamu.
Dari hasil eksplorasi ini bisa jadi #TruePassion kamu lebih dari satu. Tapi perlu kita inget, ada yang namanya #Truepassion, ada namanya Hobby alias kesukaan. Hobby atau kesukaan itu belum tentu #TruePassion. #TruePassion is beyond hobbies!

Embrace your #TruePassion!
Gimana?? asyik kan mengeksplore diri sendiri lebih dalem??
Nah, kalo udah mulai dapet apa #TruePassion nya masing-masing, langkah berikutnya untuk mendapatkan hidup yang lebih bahagia damai sejahtera sentosa sampai tua adalah... Hiduplah dalam #TruePassion kita!
Embrace your #TruePassion! Rangkul, peluk, dekap #TruePassion kita dengan sungguh-sungguh. yakinkan diri bahwa itu adalah salah satu sumber kebahagiaan kita yang ga bisa direnggut oleh orang lain.
Mungkin orang lain bisa mencela, "Ah, masak hidup buat ngelakuin itu??", "Kamu ngapain ngelakuin itu blablabla." ataupun tidak mendukung. Tapi please... Be honest to yourself.. Jujur sama diri sendiri.. kalo kita emang suka ngelakuin hal itu - selama hal itu ga bertentangan dengan aturan kebenaran yang diatur dalam kitab Tuhan (Al Qur'an) - ya dijalanin aja... Toh, yang bisa lebih mengendalikan kebahagiaan kita siapa? orang lain atau kita sendiri??
Soo.... apapun #TruePassion kita, enjoy and live in it!

Sebab kebahagiaan itu munculnya dari dalam, bukan dari luar.
Sebab... salah satu kebahagiaan terbesar yang bisa kita rasakan adalah jujur terhadap diri sendiri.
Sebab kita lah yang menentukan kebaagiaan kita sendiri, bukan orang lain.






Sila berkunjung ke versi chirpstorynya untuk dapatkan versi ringkas --> http://chirpstory.com/li/42302

Selasa, 25 Desember 2012

Gini nih caranya membuat #target2013 lebih terarah! [part 2]

Oke. Jadi sepertinya kita sudah sepakat bahwa dalam mencapai target, ga cukup kita menuliskannya di kertas ukuran besar lalu menempelnya di dinding dan berharap target itu terpenuhi dengan sendirinya melalui teknik afirmasi. Kita setuju bahwa tanpa rencana, target-target yang ingin kita raih hanya akan menjadi angan-angan belaka.


So…  the next question is… “HOW do we make our plan to achieve our targets?”, “Gimana caranya kita nentuin rencana kerja biar bisa memenuhi target?” Yukmari kita mulai bahas tahap per tahap….
 
1. Tuliskan semua target dengan lebih rapi
  • Buat tabel di Microsoft excel atau bagi pengguna latex/software lainnya dipersilahkan. Buat 6 kolom dengan rincian masing-masing kolom: Perspektif, Faktor penentu keberhasilan pribadi, tujuan pribadi, tolok ukur, target dan program kerja.
  • Tuliskan 4 perspektif di masing-masing baris pada kolom perspektif: keuangan, eksternal, internal dan pembelajaran
  • Tentukan faktor penentu keberhasilan pribadi untuk setiap perspektif.
    Faktor penentu keberhasilan pribadi adalah faktor-faktor yang membuat kita layak menilai diri menjadi pribadi yang berhasil atau tidak. Kita dapat menentukan faktor penentu keberhasilan ini dengan menanyakan, “Kapan menurutmu kondisi keuangan mu dikatakan berhasil?”. Jawab: “Jika kondisi keuangan saya sehat.” Atau “Jika asset yang saya miliki semakin berkembang.” Maka faktor penentu keberhasilan pribadi untuk perspektif keuangan kita adalah kesehatan keuangan keluarga dan banyaknya asset yang dimiliki. Artinya sehat atau tidaknya keuangan kita serta banyak/sedikitnya asset yang kita miliki itu menjadi faktor yang menentukan keberhasilan kita.
  • Tentukanlah tujuan pribadi.
    Tentukan tujuan pribadi untuk setiap faktor keberhasilan tersebut. Misalkan tujuan dari memiliki kesehatan keuangan keluarga adalah mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dan mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
  • Tentukanlah tolok ukur
    atau dengan kata lain tentukanlah apa parameter keberhasilan kita. Misalnya untuk contoh untuk tujuan pribadi pendapatan lebih banyak tolok ukurnya adalah mendapatkan ‘ceperan’ (uang pemasukan selain gaji pokok) lebih banyak. Atau untuk tujuan pribadi kenaikan gaji, tolok ukurnya adalah persentase kenaikan gaji.
  • Tentukanlah Target pribadi
    Nah! Di poin ini barulah kita tentukan apa target kita sesuai dengan tolok ukur yang telah kita tentukan tadi. Misalnya Tolok ukur keberhasilan aspek kesehatan keuangan kita adalah persentase kenaikan gaji maka target pribadinya bisa berupa kenaikan gaji di tahun berikutnya minimal 30% dari tahun sebelumnya. Atau untuk tolok ukur banyaknya ceperan yang didapat, targetnya adalah mendapatkan ceperan minimal 4 juta per bulan. 
  • Semua target pencapaian dibuat, mulai dari perspektif keuangan, eksternal, internal dan pembelajaran. Contoh sederhana tabel yang dimaksud dapat dijelaskan dalam gambar berikut:
2. Buatkan program kerja  
Setelah target sudah kita buat berdasarkan setiap perspektif, selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah menentukan program kerja apa saja yang perlu kita lakukan untuk mencapai target yang telah kita tentukan.
Misalnya: untuk perspektif eksternal, faktor penentu keberhasilan kita adalah inspirasi yang disebarkan ke masyarakat. Sementara tujuan pribadinya adalah untuk menjadi jalan inspirasi bagi banyak orang. 

Sedangkan tolok ukurnya ada 7, salah satunya adalah banyaknya buku yang ditulis. Kita ambil targetnya adalah menuliskan 1 buah buku. Maka kemudian kita buatkan apa saja program kerja yang perlu kita lakukan agar target menuliskan 1 buah buku di tahun 2013 tersebut dapat tercapai.
 

Misalnya programnya antara lain: membuat rancangan penulisan buku, menentukan coach menulis, setor tulisan sepekan sekali kepada coach, dst. Maka kita tuliskan program-program kerja tersebut tepat di sebelah kolom target.
berikut ini contohnya:

 


3. Alurkan program kerja menjadi rencana kerja 


Kalo udah ada program kerja, maka langkah selanjutnya adalah mengalurkan program kerja menjadi rencana kerja. Nahlo! Apa bedanya? Gampangnya,program kerja itu kita alurkan terhadap waktu sehingga jadilah rencana kerja.
Contohnya begini kira-kira:
 
 


Tuliskan target, program kerja dan bulan (termasuk pekan) dalam satu alur.
Misalnya, untuk memenuhi target menulis 1 buku di tahun 2013 program kerja yang harus dilakukan adalah membuat rancangan buku, mencari coach menulis, setor tulisan 1 pekan sekali, mencari mitra penerbit, dst dst. Kemudian setiap program ini dibuat aluran waktu. Rencana kerja membuat rancangan buku pada bulan januari pekan pertama. Mencari coach menulis dilakukan di pekan pertama dan kedua, dan seterusnya.
Dengan adanya tahapan ini, rencana kerja kita lebih terarah, sehingga kita tau apa yang harus kita lakukan dari pekan ke pekan.
 

4. Buatkan lembar kontrol kinerja 

Sebagai manusia yang punya tabiat pelupa/tidak konsisten/malas atau faktor-faktor lainnya, kita memerlukan sebuah mekanisme kontrol untuk mengontrol kinerja kita setiap pekan. Untuk apa? Pastinya agar rencana yang sudah kita susun dengan susah payah bisa berjalan dengan baik dan semua target tercapai.
Tapi… gimana caranya?
Ini dia cara bikin lembar kontrol kinerja
1.   Pisahkan lembar kontrol kinerja harian, pekanan dan bulanan
2.   Berikan tanda centang pada aktivitas yang telah dilakukan  pada hari/pekan tersebut
Contoh: Seharusnya di pekan ketiga saya menyetorkan tulisan kepada coach menulis saya, namun karena saya yang teledor akhirnya tidak ada tulisan yang saya setorkan. Maka pada kolom pekan ketiga januari dan baris ‘program setor tulisan 1 pekan sekali’ diberi tanda silang. Sebagai konsekuensi, pekan berikutnya saya harus menyetorkan tulisan minimal 2x (ditambah dengan ‘tunggakan’ tulisan yang harus saya setor di pekan ketiga).
Contoh lain: Sesuai dengan rencana, pada pekan ke 5 bulan maret draft buku saya sudah selesai. Maka pada kotak tersebut saya beri tanda centang sebagai tanda bahwa rencana kerja saya terpenuhi.


5. Tentukan coach/mentor/orangtua/saudara/teman dekat


Ternyata lembar kontrol belum cukup! Berdasarkan pengalaman beberapa orang yang telah melakukan mekanisme seperti ini, ternyata kalo kita yang jadi perencana, kita yang jadi eksekutor sekaligus sebagai pengevaluasi semuanya akan terjadi sesuai kehendak kita. Yang jadi permasalahan adalah, seringkali di tengah perjalanan kita merasa malas, kita menunda-nunda dan menjadi tidak konsisten dengan rencana kerja yang kita buat. Maka dari itu kita perlu bantuan pihak ketiga yang bersedia menegur kita, mengontrol kita atau bahkan memarahi kita jika rencana kerja yang kita buat tidak berjalan sesuai dengan target.

Orang itu bisa berupa guru/mentor/orangtua/saudara/teman dekat. Jika perlu kita membayar coach tersebut  secara profesional dan buatkan kesepakatan hitam diatas putih di hadapan notaris dengan hak dan kewajiban tertentu yang harus ditunaikan. Mengapa? Supaya kita merasa ada kepentingan. Supaya kita berpikir ulang jika rencana kerja yang sudah kita susun itu kita langgar sendiri.


Nah, sekarang semua perencanaan telah kita lakukan. Dari mulai menentukan target, menyusun program kerja, merancang rencana kerja sampai membuat mekanisme kontrol kinerja. Ibaratnya peralatan tempur sudah siap, strategi perang sudah oke. Kuncinya tinggal satu: kita yang melakukannya. Percuma saja rasanya jika semua kebutuhan perang sudah terpenuhi tapi kita nya ga mau perang. Mending ga usah punya rencana aja sekalian! Atau ga usah aja perang sekalian. Hidup, Cuma buat menunggu mati.



Rencana tanpa aksi = bunuh diri

Sejatinya semua perencanaan dan persiapan yang kita lakukan itu hanyalah sebagian dari keberhasilan kita. Tidak ada yang menjamin dengan rencana yang bagus kita bisa mendapatkan hasil yang bagus. BIG NO! terus apa gunanya dong kita bikin rencana njelimet (baca:rumit), bikin pusing, ngabisin waktu dan energi? 

Klo tau gitu mending ga usah punya rencana sekalian!
jawabannya?? Ya silahkan aja kalo mau kayak gitu… Tapi itu artinya peluang gagal lebih besar. Kenapa? Lha wong orang yang punya rencana aja bisa BANGET gagal, apalagi orang yang ga punya rencana kerja…
Orang yang udah punya rencana mau jalan-jalan keliling bandung aja bisa batal jalan-jalannya gara-gara macet, apalagi orang yang ga punya rencana sama sekali??


Jadi sekali lagi kuncinya ada di kita yang melakukannya. Semua perencanaan akan sia-sia jika kita tiak pernah mau menjalankannya dengan penuh komitmen dan dijalankan dengan konsisten. Semoga dengan adanya perencanaan ini, target yang ingin kita capai di masa yang akan datang dapat lebih mudah tergapai.

Terakhir… saya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah quote dari Brian Tracy, salah seorang pakar manajemen. “Until you write a plan, your goals are just DREAMS.”
Jadi?? Yuk bikin rencana kerja tahun 2013 dan wujudkan impian menjadi nyata!