Oke.
Jadi sepertinya kita sudah sepakat bahwa dalam mencapai target, ga cukup kita
menuliskannya di kertas ukuran besar lalu menempelnya di dinding dan berharap
target itu terpenuhi dengan sendirinya melalui teknik afirmasi. Kita setuju
bahwa tanpa rencana, target-target yang ingin kita raih hanya akan menjadi
angan-angan belaka.
So… the next question
is… “HOW do we make our plan to achieve our targets?”, “Gimana caranya kita
nentuin rencana kerja biar bisa memenuhi target?” Yukmari kita mulai bahas
tahap per tahap….
- Buat tabel di Microsoft excel atau bagi pengguna latex/software lainnya dipersilahkan. Buat 6 kolom dengan rincian masing-masing kolom: Perspektif, Faktor penentu keberhasilan pribadi, tujuan pribadi, tolok ukur, target dan program kerja.
- Tuliskan 4 perspektif di masing-masing baris pada kolom perspektif: keuangan, eksternal, internal dan pembelajaran
- Tentukan faktor penentu keberhasilan pribadi
untuk setiap perspektif.
Faktor penentu keberhasilan pribadi adalah faktor-faktor yang membuat kita layak menilai diri menjadi pribadi yang berhasil atau tidak. Kita dapat menentukan faktor penentu keberhasilan ini dengan menanyakan, “Kapan menurutmu kondisi keuangan mu dikatakan berhasil?”. Jawab: “Jika kondisi keuangan saya sehat.” Atau “Jika asset yang saya miliki semakin berkembang.” Maka faktor penentu keberhasilan pribadi untuk perspektif keuangan kita adalah kesehatan keuangan keluarga dan banyaknya asset yang dimiliki. Artinya sehat atau tidaknya keuangan kita serta banyak/sedikitnya asset yang kita miliki itu menjadi faktor yang menentukan keberhasilan kita. - Tentukanlah tujuan pribadi.
Tentukan tujuan pribadi untuk setiap faktor keberhasilan tersebut. Misalkan tujuan dari memiliki kesehatan keuangan keluarga adalah mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dan mendapatkan gaji yang lebih tinggi. - Tentukanlah tolok ukur
atau dengan kata lain tentukanlah apa parameter keberhasilan kita. Misalnya untuk contoh untuk tujuan pribadi pendapatan lebih banyak tolok ukurnya adalah mendapatkan ‘ceperan’ (uang pemasukan selain gaji pokok) lebih banyak. Atau untuk tujuan pribadi kenaikan gaji, tolok ukurnya adalah persentase kenaikan gaji. - Tentukanlah Target pribadi
Nah! Di poin ini barulah kita tentukan apa target kita sesuai dengan tolok ukur yang telah kita tentukan tadi. Misalnya Tolok ukur keberhasilan aspek kesehatan keuangan kita adalah persentase kenaikan gaji maka target pribadinya bisa berupa kenaikan gaji di tahun berikutnya minimal 30% dari tahun sebelumnya. Atau untuk tolok ukur banyaknya ceperan yang didapat, targetnya adalah mendapatkan ceperan minimal 4 juta per bulan. - Semua target pencapaian dibuat, mulai dari perspektif keuangan, eksternal, internal dan pembelajaran. Contoh sederhana tabel yang dimaksud dapat dijelaskan dalam gambar berikut:
Setelah target sudah kita buat berdasarkan setiap perspektif, selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah menentukan program kerja apa saja yang perlu kita lakukan untuk mencapai target yang telah kita tentukan.
Misalnya: untuk perspektif eksternal, faktor penentu keberhasilan kita adalah inspirasi yang disebarkan ke masyarakat. Sementara tujuan pribadinya adalah untuk menjadi jalan inspirasi bagi banyak orang.
Sedangkan tolok ukurnya ada 7, salah satunya adalah banyaknya buku yang ditulis. Kita ambil targetnya adalah menuliskan 1 buah buku. Maka kemudian kita buatkan apa saja program kerja yang perlu kita lakukan agar target menuliskan 1 buah buku di tahun 2013 tersebut dapat tercapai.
Misalnya programnya antara lain: membuat rancangan penulisan buku, menentukan coach menulis, setor tulisan sepekan sekali kepada coach, dst. Maka kita tuliskan program-program kerja tersebut tepat di sebelah kolom target.
berikut ini contohnya:
3. Alurkan program kerja menjadi rencana kerja
Kalo udah ada program kerja, maka langkah
selanjutnya adalah mengalurkan program kerja menjadi rencana kerja. Nahlo! Apa bedanya?
Gampangnya,program kerja itu kita alurkan terhadap waktu sehingga jadilah
rencana kerja.
Contohnya begini kira-kira:
Tuliskan target, program kerja dan bulan
(termasuk pekan) dalam satu alur.
Misalnya, untuk memenuhi target menulis 1
buku di tahun 2013 program kerja yang harus dilakukan adalah membuat rancangan
buku, mencari coach menulis, setor tulisan 1 pekan sekali, mencari mitra
penerbit, dst dst. Kemudian setiap program ini dibuat aluran waktu. Rencana
kerja membuat rancangan buku pada bulan januari pekan pertama. Mencari coach
menulis dilakukan di pekan pertama dan kedua, dan seterusnya.
Dengan adanya tahapan ini, rencana kerja kita
lebih terarah, sehingga kita tau apa yang harus kita lakukan dari pekan ke
pekan.
4. Buatkan lembar kontrol kinerja
Sebagai manusia yang punya tabiat pelupa/tidak
konsisten/malas atau faktor-faktor lainnya, kita memerlukan sebuah mekanisme
kontrol untuk mengontrol kinerja kita setiap pekan. Untuk apa? Pastinya agar
rencana yang sudah kita susun dengan susah payah bisa berjalan dengan baik dan
semua target tercapai.
Tapi… gimana caranya?
Ini dia cara bikin lembar kontrol kinerja
1. Pisahkan lembar kontrol kinerja harian, pekanan
dan bulanan
2. Berikan tanda centang pada aktivitas yang telah
dilakukan pada hari/pekan tersebut
Contoh: Seharusnya di pekan ketiga saya menyetorkan tulisan kepada coach
menulis saya, namun karena saya yang teledor akhirnya tidak ada tulisan yang
saya setorkan. Maka pada kolom pekan ketiga januari dan baris ‘program setor
tulisan 1 pekan sekali’ diberi tanda silang. Sebagai konsekuensi, pekan
berikutnya saya harus menyetorkan tulisan minimal 2x (ditambah dengan ‘tunggakan’
tulisan yang harus saya setor di pekan ketiga).
Contoh
lain: Sesuai dengan rencana, pada pekan ke 5 bulan maret draft buku saya sudah
selesai. Maka pada kotak tersebut saya beri tanda centang sebagai tanda bahwa rencana
kerja saya terpenuhi.
5. Tentukan coach/mentor/orangtua/saudara/teman dekat
Ternyata lembar kontrol belum cukup! Berdasarkan
pengalaman beberapa orang yang telah melakukan mekanisme seperti ini, ternyata kalo
kita yang jadi perencana, kita yang jadi eksekutor sekaligus sebagai pengevaluasi
semuanya akan terjadi sesuai kehendak kita. Yang jadi permasalahan adalah,
seringkali di tengah perjalanan kita merasa malas, kita menunda-nunda dan
menjadi tidak konsisten dengan rencana kerja yang kita buat. Maka dari itu kita
perlu bantuan pihak ketiga yang bersedia menegur kita, mengontrol kita atau
bahkan memarahi kita jika rencana kerja yang kita buat tidak berjalan sesuai
dengan target.
Orang itu bisa berupa guru/mentor/orangtua/saudara/teman
dekat. Jika perlu kita membayar coach tersebut secara profesional dan buatkan kesepakatan
hitam diatas putih di hadapan notaris dengan hak dan kewajiban tertentu yang
harus ditunaikan. Mengapa? Supaya kita merasa ada kepentingan. Supaya kita
berpikir ulang jika rencana kerja yang sudah kita susun itu kita langgar
sendiri.
Nah, sekarang semua perencanaan telah kita lakukan. Dari
mulai menentukan target, menyusun program kerja, merancang rencana kerja sampai
membuat mekanisme kontrol kinerja. Ibaratnya peralatan tempur sudah siap,
strategi perang sudah oke. Kuncinya tinggal satu: kita yang melakukannya. Percuma
saja rasanya jika semua kebutuhan perang sudah terpenuhi tapi kita nya ga mau
perang. Mending ga usah punya rencana aja sekalian! Atau ga usah aja perang
sekalian. Hidup, Cuma buat menunggu mati.
Rencana tanpa aksi = bunuh diri
Sejatinya semua perencanaan dan persiapan yang kita lakukan
itu hanyalah sebagian dari keberhasilan kita. Tidak ada yang menjamin dengan
rencana yang bagus kita bisa mendapatkan hasil yang bagus. BIG NO! terus apa gunanya
dong kita bikin rencana njelimet
(baca:rumit), bikin pusing, ngabisin waktu dan energi?
Klo tau gitu mending ga
usah punya rencana sekalian!
jawabannya?? Ya silahkan aja kalo mau kayak gitu… Tapi itu artinya peluang gagal lebih besar. Kenapa? Lha wong orang yang punya rencana aja bisa BANGET gagal, apalagi orang yang ga punya rencana kerja…
Orang yang udah punya rencana mau jalan-jalan keliling bandung aja bisa batal jalan-jalannya gara-gara macet, apalagi orang yang ga punya rencana sama sekali??
jawabannya?? Ya silahkan aja kalo mau kayak gitu… Tapi itu artinya peluang gagal lebih besar. Kenapa? Lha wong orang yang punya rencana aja bisa BANGET gagal, apalagi orang yang ga punya rencana kerja…
Orang yang udah punya rencana mau jalan-jalan keliling bandung aja bisa batal jalan-jalannya gara-gara macet, apalagi orang yang ga punya rencana sama sekali??
Jadi sekali lagi kuncinya ada di kita yang melakukannya.
Semua perencanaan akan sia-sia jika kita tiak pernah mau menjalankannya dengan
penuh komitmen dan dijalankan dengan konsisten. Semoga dengan adanya
perencanaan ini, target yang ingin kita capai di masa yang akan datang dapat
lebih mudah tergapai.
Terakhir… saya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah quote
dari Brian Tracy, salah seorang pakar manajemen. “Until you write a plan, your goals
are just DREAMS.”
Jadi?? Yuk bikin rencana kerja tahun 2013 dan wujudkan impian menjadi nyata!
Jadi?? Yuk bikin rencana kerja tahun 2013 dan wujudkan impian menjadi nyata!
10 komentar:
Bismillah,,diicip,,Thankyu ilmunya,,:)
Sama-sama, semoga ada manfaatnya...
Subhanallah... izin mengambil sukses dari ilmunya ya kang.
izin copy dan praktek ilmunya ya mas...
terima kasih
ijin nyimak gan, n thanks
alhmdllh ..ilmunya bermanfaat sekali dalam perencanaan kerja personal..semoga bisa semakin disiplin bagi diri sendiri ..
cicip ilmunya dan kalo boleh minta master excellnya yaa bang.. ini emailku aliy.muqoddaz@gmail.com
terima kasih salam sukses selalu
Sangat membantu pak angga, pak angga tolong dong diberikan contoh buat tabel program dan rencana kerja /6 bln untuk spv maintenance toko ponsel.
Alamat email saya : kire.resu1983@gmail.com
Semoga kebaikannya dibalas Allah swt dan selalu mendapatkan kebaikan dalam hidup. Terima kasih.
Sangat membantu pak angga, pak angga tolong dong diberikan contoh buat tabel program dan rencana kerja /6 bln untuk spv maintenance toko ponsel.
Alamat email saya : kire.resu1983@gmail.com
Semoga kebaikannya dibalas Allah swt dan selalu mendapatkan kebaikan dalam hidup. Terima kasih.
TERIMA KASIH YA KAK ANGGA, ILMUnya sangat bermanfaat untuk saya. Tapi ada yang masih menjadi pertanyaan, mudah"an kak Angga bisa membantu, bagaimana untuk perspektif internal dan pembelajaran ? detil apa yang harus ditulis dalam kolom target pribadi , program kerja dan tujuan pribadi nya?
terima kasih sebelumnya.
Dewi
purnamasaridewi147@gmail.com
(085780760209/WA)
terimakasih ilmunya.. bermanfaat sekali
Posting Komentar