Senin, 24 Desember 2012

Gini nih caranya membuat #target2013 lebih terarah! [part 1]



Tak terasa kalender yang tersisa hanya tinggal selembar saja. Tahun 2012 akan segera berakhir dan berganti dengan tahun 2013. Seperti akhir-akhir tahun yang lalu, saat ini saya yakin hampir setiap motivator-motivator akan berpesan kepada kita, “Buatlah resolusi Anda di tahun 2013. Tuliskanlah setiap target Anda yang jelas dan nyata, apa saja yang ingin Anda raih di tahun 2013 dan bla bla bla….” Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada para motivator tersebut, menurut saya MENULIS target itu kurang berguna ya?? Kurang berguna klo ternayta Cuma jadi pajangan doang tanpa perencanaan.

Saya jadi ingat saat dulu saya masih duduk di bangku perkuliahan 3 tahun silam. Saat itu tahun 2009 dan saya mengikuti sebuah acara training motivasi. Berhubung momentum nya tepat di akhir tahun, sang motivator menginstruksikan kepada kami untuk menuliskan apa saja yang menjadi daftar impian kami. Kemudian beliau menginstruksikan kepada kami juga untuk menuliskan apa resolusi di tahun 2010 dan meminta kami menuliskannya di selembar kertas berukuran A2 untuk kemudian ditempel di ruang kerja, di kamar.

Selepas training, segera saya tuliskan ulang resolusi serta target-target pencapaian saya tahun 2010 di selembar kertas ukuran A2 lalu dengan PD nya menempelkan di depan kamar saya di asrama. Ada cukup banyak poin disana, sekitar 8 target yang ingin dicapai. Untuk menambah rasa percaya diri & bukti dari komitmen, tak lupa saya imbuhkan tulisan, “Tolong jangan segan untuk tegur saya jika saya terlupa dengan apa yang saya tuliskan di kertas ini!”

Lalu, di akhir tahun 2010 apa yang terjadi?? Hampir tak satu pun target tersebut tercapai. Saya menyesal sekali. Semangat yang menggebu-gebu itu terus meluntur seiring dengan berjalannya waktu. Motivasi yang tadinya tinggi lama-lama habis dimakan kesibukan sehari-hari.  Setelah saya coba pelajari pelajari lagi, membaca buku ini-itu, diskusi sana-sini, ternyata ada beberapa poin utama yang menurut saya menjadi faktor-faktor utama penyebab kenapa target itu ga tercapai: 

1. Terlalu tinggi

Kemungkinan besar saya memasang target terlalu tinggi. Ga realistis. Belum lagi targetnya ga terukur dengan jelas, jadi bingung juga mau mencapainya gimana. Tingginya target ini udah pasti karena saya ga mampu mengukur kemampuan diri sendiri. Keinginan terlalu tinggi, tapi aksi masih cupu sekali.

2. Kurang bisa memprioritaskan mana yang seharusnya lebih dulu dikejar
Nah, ini dia penyakit kebanyakan orang. Kesulitan bikin skala prioritas. Akhirnya karena targetnya banyak, begitu semua peluang dateng kita bingung mau milih ambil yang mana. Karena kebawa napsu, akhirnya semua peluang diambil. Begitu semua peluang dijabanin (baca: diladeni) yang terjadi adalah kita ga optimal di setiap peluang yang ada. Karena satu pun ga optimal, akhirnya ga ada target yang kesampaian.
Contoh sederhana: kita pengen dapet IP 3,5 semester depan plus kita juga pengen jadi ketua himpunan yang notabene ngabisin banyak banget waktu. Pada suatu kesempatan, ada kesempatan buat hearing pertama calon ketua himpunan yang bersamaan dengan semalam sebelum suatu ujian. Di titik itu, kita harus mengambil keputusan: mau belajar buat ujian biar dapet nilai bagus atau ambil kesempatan buat ikutan hearing yang biasanya sampe jam 1 pagi. Nah… kalo kita ga punya skala prioritas dan ga tau kapasitas diri, yang ada kita ambil dua-duanya. Pas hearing kita mikirin ujian, pas lagi ujian kita mikirin gimana hearing kemarin. Nahlo!

3. Ga konsisten
      Inilah penyakit kebanyakan kita: sering ga konsisten sama apa yang udah kita tetapkan. Hari ini bilang ini, besok bilang itu. Awalnya pengen anu, besoknya pengen inu. Klo udah punya target yang jelas misalnya mata kuliah X harus dapet A, yang ini B gpp, yang itu A, yang satunya AB dan blablabla. Tapi giliran belajar mata kuliah X, ga pernah serius belajar. Alasannya “Duh, nanti aja deh belajarnya pas mau ujian.” Begitu ada pengumuman 2 minggu lagi ujian mata kuliah X, ada lagi tuh alasannya, “Alah… masih 2 minggu gini. Sante aje kayak di pante sambil makan sate bareng sama bule….” Baru deh pas pada heboh besoknya mau ujian baru belajar mati-matian ampe dibela-belain ga tidur semaleman. Pas ujian? Ngantuk amit-amit. Ga bisa konsen ngerjain soal. Begitu nilai udah keluar, baru kalap. “Duh… gimana bisa dapet A klo nilai Cuma segini??” Dan biasanya yang macam begini selalu diikuti sama sebuah tekad (yang sebenernya juga diragukan), “Oke! UTS 1 boleh pas-pasan. Nanti liat aja! UTS 2 nilai nya bisa maksimal.” Bisa nebak apa hasil akhirnya?? YA! Palingan juga ga kesampean tuh nilai A. Syukur-syukur lulus. Akibatnya? Target IP 3.5 ga kesampean. Gara-gara apa?? Jelas karena ga punya komitmen!
  
      4. Ga punya rencana kerja yang terarah & terukur
Ini juga yang seringkali melanda sang pembuat target. Sangat teramat tau dan paham dengan apa yang ditargetkan, tapi ga punya rencana  detil yang terkontrol. Biasanya orang-orang seperti ini memiliki konsep hidup “gimana nanti.” Ketika ditanya bagaimana caranya mewujudkan target tersebut jawabannya selalu ga jauh-jauh dari satu pernyataan pamungkas, “Ya udah… gimana nanti aja.”Akhirnya? ya apa yang ditargetkan bener-bener bergantung pada satu hal yang berada di luar kendali dia: keberuntungan. Jadinya peluang dan kesempatan itu ditunggu, bukan diciptakan atau dijemput. Wajar klo orang-orang dengan model seperti ini jarang mencapai target yang telah dia tentukan. Lha wong orang yang udah punya rencana detail aja sering gagal, apalagi orang yang ga punya rencana??



Nah, jadi gimana caranya menentukan target tahunan & berupaya mewujudkannya jadi nyata?? Simak terus lanjutannya ya….
[BERASMBUNG]

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terimakasih ya kak angga.. artikel nya bagus banget dan dapat membantu saya dalam membuat rencana kerja di perusahaan tempat saya bekerja.

salam kenal ya kak..